Minggu, 15 Oktober 2017

kawan dan lawan sulit dibedakan Alasan dari K dan L berdekatan



Kita bersahabat! Selama itu aku hanya mengenal satu orang yang dapat mengerti perasaanku, dia teman satu kelas di kampus tercintaku saat itu. Teman selalu datang dan pergi, hilang dan terganti, tapi tidak dengan sahabat. Sahabat adalah bagian penting dalam hidupku saat itu. Dia sebagai penenang saat kita gelisah, penyemagat saat kita lelah! Dia yang mewaraskan ketika sedang gila-gilanya dan dia yang menyenangkan ketika bosan-bosannya.
Satu kali lagi ku tegaskan, Saat itu aku hanya mempunyai satu orang sahabat!
Sampai akhirnya aku kehilangan makna sahabat yang sesungguhnya!
Sedikit cerita tentang aku dan dia yang dulu ku sebut sahabat dengan inisial L.
            Entah bagaimana persahabatan ini terjalin, aku menganggapnya sahabat. yang ku tahu kita memiliki kesamaan dan kenyamanan. Hampir 3 tahun Hari-hari kita lalui dengan kebersamaan memasak, mengerjakan tugas (walaupun seringnya gue doang yang nugas), bercerita, tertawa, menangis. Tak pernah ada pertengkaran! Pernah beberapa kali kita berdebat, menjauhi satu saama lain, tapi semua itu tak pernah berlangsung lama. Sampai akhirnya kemusnahan terjadi diantara kita! Siapa yang berhak menunjukan tangan atas suatu kesalahaan yang diperbuat?
Aku lupa persisnya kapan, seingat aku sebelum KKN itu adalah kali pertama setelah sekian lama aku tidak membuka facebookku. Aku menggunakan aplikasi lite facebook di handphone ku. Hal yang pertama kuliat disana yaitu status dari si pacar sahabatku, entah aku lupa isinya apa saat itu seingatku dia menyebutkan nama seorang wanita, sontak aku kaget langsung SS kirimannya tak lupa membubuhkan like disana, fikirku supaya si cowo itu tau kalo aku membaca kirimannya itu. Lalu aku sms temanku dan berkata “miss you” untuk mengawali perbindangan yang mungkin akan membuatnya kecewa tapi tanpa menjawab ungkapan rinduku dia langsung menyanyakan kenapa aku nge”like” kiriman pacarnya yang sudah tiga tahun yang lalu. Aku langsung membuka galeri dan me recheck tanggal di status, saat itu aku sadar kalo status yang sudah aku “like” adalah status basi. Tapi tanpa basa basi aku langsung bilang alasanku ngelike tuh apa. Ku kira dia tak mempermasalahkannya karna jawabannya “aku lagi banyak masalah banget blablabla” saat itu aku tak langsung memintanya bercerita, maksudku aku ingin mendengarkan ceritanya langsung.
Setelah itu aku mencari kontaknya di Bm dan jrengjreng!!!!
Kontaknya hilang, aku tak mempermasalahkannya, but someone bercerita kepadaku kalo sahabatku tercinta itu ngeDC BM ku. sedih dan kecewa yang ku rasa saat itu, fikirku kenapa ko bisa ga percaya sama aku, kenapa sih ga nanya dan minta penjelasan lagi supaya lebih jelas, kenapa dia memutuskan buat ga kontekan lagi dan bilang sama seseorang ga mau lagi kenal dan percaya sama aku. Disitu hati aku jauh lebih hancur dibanding saat matan pacar ketahuan nyelingkuhin aku, lebih hancur dari di tinggal nikah sama mantan pacar. Selama di kelas pun kita ga saling tanya, ga saling sapa bahkan ga bisa buat sekedar senyum. Saat itu aku cuma berharap dia akan kembali membaik dengan berlajannya waktu, sampai saatnya tiba pergi KKn aku sedikit melupakan gundahku dengan kegiatan dan keseruan disana.
Sepulang KKn aku disibukan dengan pendaftaran sidang komprehensif, melengkapi persyaratan, belajar untuk ujian yang akan dilaksanakan, rasanya tak ada kesempatan untuk memikirkan hal lain. Sidang komprehensif selesai aku berfikir untuk refreshing, rencana-rencana sudah ku susun. Dimulai dengan acara yang di buat oleh salah satu teman sekelasku, makan-makan disana aku merasa bahagia karna yang ku yakini terwujud aku dan L sahabatku kembali bertegur sapa, kembali bercerita. Hari itu adalah hari terakhir sebelum kemusnakan. Selesai dari acara itu saya mendapat kabar bahwa pembukaan sidang munaqosyah dibuka, karna aku memiliki terget lulus dan wisuda bulai mei aku segera melanjutkan skripsi ku dan melupakan rencana-rencana liburan untuk merefresh otak.
Beberapa harinya pacar si L sahabat ngechat aku, nanyain kompre dsb dst. Menurutku perbincangan ku dengannya di chat facebook adalah wajar layaknya teman. Sampai tiba saatnya akun pacar dari sahabatku itu memblokir akunku di facebook, tapi aku tak ambil pusing dan berfokus pada skripsiku yang hampir selesai. Tak lama buka hp ada sindiran dari temen satu daerahnya mengenai aku yang katanya rebut rebut dan tikung-tikung. Kaget sedih drop dan sebagainya dan seterusnya, but life must go on. Aku terus menjalani dan yakin ini hanya cobaan dari persahabtan kita but di tengah perjuanganku meyusun skripsi sindiran dan cemooh yang di lontarkan oleh teman-temannya semakin menjadi, hello apa kabar dengan hatiku, aku putuskan untyuk memblok akun mereka yang memiliki hobi menyakiti hatiku. Yang menyedihkan bagiku saat wisuda tiba tak ada senyum sapa lebih-lebih bunga atau yang lainnya, yang ada hanya hinaan dari mulutnya yang kudengar dari temanku
Setelah itu kalian tahu? Temanku menangis meliat apa yang terjadi kepadaku, dia kecewa terhadap L sahabatku karna menurut informasi yang dia terima L sahabatku itu memiliki pacar baru sebelum akhirnya memutuskan berpisah engan pacarnya yang sempat di gosipkan di tikung olehku. Disitu saya hanya menyimpulkan bahwa dia bukanlah orang yang benar-benar baik dia hanya mementingkan keinginannya tanpa sadar berapa banyak dan siapa yang dia sakiti. Untukmu yang membaca blogku, tolong jangan perlakukan sahabatmu seburuk itu!

murka sahabat



Apa sebenarnya makna persahabatan di dalam hidul lo?
Apa yang lo lakuin terhadap sahabat lo?
Bergunjing dibelakangnya! Menikam saat tak ada di hadapan!
Apakah ada satu kebanggaan dalam hidup lo ketika lo berhasil menjatuhkan orang lain?
Masa iya hidup lo mau gini terus?
Pagi siang malam larut dalam pertontonan bersorak ramai memakan bangkai saudaranya sendiri!
Ide dan logika apa yang lo perjuangin?
Petantang-petenteng menafsirkan kehidupan orang lain, seolah menggenggam segala makna padahal jauh dari apa-apa!
Kebabasan macam seperti apa yang lo impikan?
Melenggang sana-sini tanpa beban, memahkotakan hak sendiri tanpa sadar menginjak orang yang terkapar!
Masa iaya mau gini terus? Membelokan fakta demi menjaga kursi! Menafikan benar yang benar-benar benar!
kenapa jadi gini?
Lekat memegang telepon genggem. Sementara tangan yang lain sibuk mendorong punggung orang-orang yang hampir jatuh!
Sampai kapan mau begini?
Sepanjang hari, sepanjang bulan, sepanjang tahun berhaha-hihi di jejaring maya, sementara lupa siapa yang dulu pernah menolongmu.
Budaya apa sebenarnya yang lo perjuangin?
Kagak ada kepikiran hidup tenang saling menggenggam. Berjalan bersama menuju tempat paling aman tanpa membeda-bedakan


Rabu, 11 Februari 2015

makalah perilaku organisasi kelompok dan tim


Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
            Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia setra taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah Perilaku Organisasi yang berjudul “Kelompok dan Tim” ini tepat pada waktunya.
            Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu, kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
            Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
            Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.
Wasallamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Penyusun





DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………   i
DAFTAR ISI………………………………………………………………  ii
BAB I      PENDAHULUAN……………………………………………...  1
           I.A Latar Belakang……………………………………………….….. 1        
1.B                                                                                                         Rumusan Masalah………………………………………………..                                  2
1.C                 Tujuan……………………………………………………………. 2
BAB II    PEMBAHASAN………………………………………………... 3
           2.A                                                                                                         Pengertian Kelompok…………………………………………….                                    3
           2.B                                                                                                         Tipe – Tipe Kelompok……………………………………………                                     4
              2.B.1  Fungsi – Fungsi Kelompok…………………………………. 6
              2.B.2  Ciri – Ciri Utama Kelompok………………………………..  7
              2.B.3  Manfaat Kelompok bagi Organisasi………………………...  8
           2.C                                                                                                         Syarat Pembentukann Kelompok………………………………...                                                      9
              2.C.1  Alasan Mengapa Orang Membentuk Kelompok……………  10
           2.D                                                                                                         Sumber Kelompok……………………………………………….                                11
           2.E Perbedaan Kelompok dan Tim…………………………………..  12
BAB III   PENUTUP …...………………………………………………  15
III  Kesimpulan………………………………………………………  15
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................          18
BAB I
PENDAHULUAN

I.A. Latar Belakang Masalah.
            Kelompok dan Tim adalah dua konsep berbeda. Kelompok atau group didefinisikan sebagai dua atau lebih individu yang saling bergantung dan bekerjasama, yang secara bersama berupaya mencapai tujuan.
Kelompok kerja (work group) adalah kelompok yang para anggotanya saling berinteraksi terutama untuk saling berbagi informasi untuk membuat keputusan guna membantu satu sama lain dalam wilayah kewenangannya masing-masing. Kelompok kerja tidak memiliki kebutuhan ataupun kesempatan untuk terlibat di dalam kerja kolektif yang memerlukan upaya gabungan dari seluruh anggota tim. Akibatnya, kinerja mereka sekadar kumpulan kontribusi parsial dari seluruh individu anggota kelompok. Tidak ada sinergi positif yang menciptakan tingkat kinerja keseluruhan yang lebih besar ketimbang totalitas input yang mereka berikan. Sementara itu, Tim Kerja mengembangkan sinergi positif melalui upaya yang terkoordinasi. Upaya individual mereka menghasilkan suatu tingkat kinerja yang lebih besar ketimbang totalitas input para individunya.



1.B Rumusan Masalah
1.   Apakah yang dimaksud dengan kelompok ?
2.   Apa sajakah  tipe – tipe kelompok ?
3.   Apa  sajakah syarat terbentuknya kelompok ?
4.   Dari manakah sumber kelompok berasal ?
5.   Apakah perbedaan kelompok dan tim ?

1.C Tujuan Penyusunan
Adapun tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut.
1.   Mampu untuk memahami apa yang dimaksud dengan kelompok
2.   Mampu untuk memahami tipe – tipe kelompok
3.   Mampu untuk memahami syarat terbentuknya kelompok
4.   Mampu untuk memahami sumber kelompok
5.   Mampu untuk memahami perbedaan kelompok dan tim.



BAB II
PEMBAHASAN
II.A Pengertian Kelompok
            Kelompok (group ) menurut Robbins (1996) mendefinisikan kelompok sebagai dua individu atau lebih, yang berinteraksi dan salin bergantung, yang saling bergabung untuk mencapai sasaran-sasaran tertentu. Sementara Gibson (1995) memandang kelompok dari empat kelompok prespektif, diantaranya :
  1. Dari sisi persepsi, kelompok dipandang sebagai kumpulan sejumlah orang yang  saling berinteraksi satu sama lain, dimana masing-masing anggota menerima kesan atau persepsi dari anggota lain.
  2. Dari sisi organisasi, kelompok adalah suatu sistem terorganisasi yang terdiri dari dua atau lebih individu yang saling berhubungan dengan sistem menunjukkan beberapa fungsi, mempunyai standar dari peran hubungan di antara anggota.
  3. Dari sisi motivasi, kelompok dipandang sebagai sekelompok individu yang keberadaannya sebagai suatu kumpulam yang menghargai individu.
  4. Dari sisi interaksi, menyatakan bahwa inti dari pengelompokkan adalah interaksi dalam bentuk interpedensi.
Dari beberapa pandangan tersebut, Gibson menyimpulkan bahwa yang disebut kelompok itu adalah kumpulan individu dimana perilaku dan atau kinerja satu anggota dipengaruhi oleh perilaku dan atau prestasi anggota yang lainnya.
Dipandang dari proses kemunculannya, kelompok dapat terbentuk karena tindakan manajerial dan karena adanya keinginan individu. Manager menciptakan kelompok kerja untuk melaksanakam pekerjaan dan tugas yang diberikan. Kelompok juga berfungsi dan berinteraksi dengan kelompok lain, masing-masing mengembangkan satu set karakteristik yang unik termasuk struktur , kepaduan peran, norma-norma dan proses. Kelompok juga menciptakan sendiri kultur mereka. Akibatnya, kelompok akan bekerja sama atau  bersaing dengan kelompok lain dan perrsaingan antara kelompok dapat memicu akan adanya konflik.

II.B Tipe-Tipe Kelompok
            Kelompok-kelompok di dalam organisasi secara sengaja direncanakan atau sengaja dibiarkan terbentuk oleh manajemen selaku bagian dari struktur organisasi formal. Kendati begitu, kelompok juga kerap muncul melalui proses sosial dan organisasi informal. Organisasi informal muncul lewat interaksi antar pekerja di dalam organisasi dan perkembangan kelompok jika interaksi tersebut berhubungan dengan norma perilaku mereka sendiri, kendati tidak digariskan lewat struktur formal organisasi. Dengan demikian, terdapat perbedaan antara kelompok formal dan informal.
1.   Kelompok Formal
Kelompok ini dibangun selaku akibat dari pola struktur organisasi dan pembagian kerja yang ditandai untuk menegakkan tugas – tugas. Kebutuhan dan proses organisasi menimbulkan formulasi tipe – tipe kelompok yang berbeda – beda. Khususnya ada dua tipe kelompok formal, diantaranya :
Ø  Kelompok Komando (Command Group)
Kelompok komando ditentukan oleh bagan organisasi. Kelompok terdiri dari bawahan yang melapor langsung kepada seorang supervisor tertentu. Hubungan wewenang antara manajer departemen dengan supervisor, atau antara seorang perawat senior dan bawahannya, merupakan kelompok komado.
Ø  Kelompok tugas (Task Group)
Kelompok tugas terdiri dari para karyawan yang bekerja – sama untuk menyelesaikan suatu tugas atau proyek tertentu. Misalnya, kegiatan para karyawan administrasi dalam perusahaan asuransi pada waktu orang mengajukan tuntutan kecelakaan, merupakan tugas yang harus dilaksanakan.
2.      Kelompok Informal
      Kelompok informal adalah pengelompokan secara wajar dari orang – orang dalam situasi kerja untuk memenuhi kebutuhan sosial. Dengan perkataan lain, kelompok informal tidak muncul karena dibentuk dengan sengaja, tetapi muncul secara wajar. Orang mengenal dua macam kelompok informal khusus diantaranya:
Ø  Kelompok Kepentingan (Interest Group)
Orang yang mungkin tidak merupakan anggota dari kelompok komando atau kelompok tugas yang sama, mungkin bergabung untuk mencapai sesuatu sasaran bersama. Para karyawan yang bersama – sama bergabung dalam kelompok untuk membentuk front yang terpadu menghadapi manajemen untuk mendapatkan manfaat yang lebih banyak dan pelayan wanita yang mengumpulkan uang persen mereka merupakan contoh dari kelompok kepentingan. Perlu diketahui juga tujuan kelompok semacam itu tidak berhubungan dengan tujuan organisasi, tetapi tujuan itu bersifat khusus bagi tiap – tiap kelompok.
Ø  Kelompok Persahabatan (Friendship Group)
Banyak kelompok dibentuk karena para anggotanya mempunyai sesuatu kesamaan, misalnya usia, kepercayaan politis, atau latar belakang etnis. Kelompok persahabatan ini seringkali melebarkan interaksi dan komunikasi mereka sampai pada kegiatan diluar pekerjaan.
Jika Pola gabungan karyawan dicatat, maka akan segera menjadi jelas bahwa mereka termasuk dalam berbagai macam kelompok yang sering bersamaan. Maka diadakan perbedaan diantara dua klasifikassi kelompok yang luar :  kelompok formal dan informal. Perbedaan utama antara keduanya adalah bahwa kelompok formal ( kelompok komando dan kelompok tugas) dibentuk oleh organisasi formal dan merupakan alat untuk mencapai tujuan, sedangkan kelompok informal (kelompok kepentingan dan kelompok persahabatan) adalah penting untuk keperluan mereka sendiri ( artinya, mereka memenuhi kebutuhan pokok akan berkelompok).

II.B.1 Fungsi-Fungsi Kelompok
           Pada dasarnya fungsi kelompok dibagi menjadi dua yaitu, fungsi organisasi formal dan fungsi kebutuhan individual. Fungsi kelompok formal sebagai sarana untuk mengerjakan tugas-tugas yang kompleks yang saling berkaitan dan terlalu sukar untuk dikerjakan oleh siapapun, sebagai sarana untuk mencetuskan gagasan-gagasan yang baru atau pemecahan masalah yang memerlukan kreativitas tertentu, dan sebagai wahana sosialisasi serta pelaksanaan keputusan yang rumit.
Fungsi kelompok individual yang didasarkan bahwa setiap individu memiliki beraneka macam kebutuhan, dan kelompok dapat memenuhi kebutuhan yang meliputi pemenuhan kebutuhan persahabatan, dukungan, dan kasih sayang, sebagai sarana untuk mengembangkan, meningkatkan, dan menegaskan rasa identitas dan memelihara harga diri, sebagai sarana untuk menguji kenyataan sosial melalui diskusi dengan orang lain, pengembangan perspektif, dan konsensus bersama yang dapat mengurangi keragu-raguan dalam lingkungan sosial sehingga dapat diambil sebuah keputusan.

II.B.2 Ciri-Ciri Utama Kelompok
        Penelitian mendalam mengenai sifat-sifat dan hasil-hasil interaksi dalam kehidupan  (empat) cirri kelompok yaitu :
  1. Terdapat dorongan (motif) yang sama pada individu-individu yang menyebabkan terjadinya interaksi di antaranya ke arah tujuan yang sama.
  2. Terdapat akibat-akibat interaksi yang berlainan terhadap individu-individu yang satu dari yang lain berdasarkan reaksi-reaksi dan kecakapan-kecakapan-kecakapan yang berbeda-beda antara individu yang terlibat di dalamnya. Oleh karea itu, lambat laun mulai terbentuk pembagian tugas serta struktur tugas-tugas tertentu dalam usaha bersama untuk mencapai tujuan yang sama itu. Di sisi lain, terbentuk pula norma-norma yang kkhas Dalam interaksi kelompok kearah tujuannya sehinggga mulai terbentuk kelompok sosial dengan cirri-ciri yang khas.
  3. Pembentukan dan penegasan strukutr (organisasi) kelompok yang jelas dan terdiri atas peranan-peranan dan kedudukan hierarkis yang lambat laun berkembang dengan sendirinya dalam usaha pencapaian tujuan. Terjadi pembatasan yang jelas antara usaha-usaha dan orang yang termasuk ingroup serta usaha-usaha dan orang outgroup.
  4. Terjadinya penegasan dan peneguhan norma-norma pedoman tingkah laku anggota  kelompok yang mengatur interaksi dan kegiatan anggota kelompok dalam merealisasikan tujuan kelompok. Norma-norma dan pedoman tingkah laku ini sebagaiman juga struktur pembagian tugas anggotanya merupakan norma dan struktur yang khas bagi kelompoknya itu.

II.B.3 Manfaat kelompok bagi organisasi
        Banyak manfaat yang dapat dipetik dari adanya kelompok baik di dalam maupun di luar satuan organisasi, antara lain:
1.      Kelompok merupakan alat perjuangan bagi anggotanya.
2.      Kelompok dapat digunakan untuk meningkatkan inovasi dan kreatifitas.
3.      Kelompok lebih baik daripada perorangan dalam pengambilan keputusan yang mengangkut orang banyak
4.      Anggota kelompok dapat memperoleh keuntungan dari pelaksanaan pengambilan keputusan.
5.      Kelompok dapat mengendalikan dan mendisiplinkan anggotanya dibanding dengan mereka yang tidak masuk dalam kelompok
6.      Kelompok membantu menangkis pengaruh – pengaruh negative dari meningkatnya organisasi yang semakin besar.
7.      Kelompok adalah fenomena alami di dalam organisasi. Perkembangannya yang spontan tidak dapat dihalangi, dan dibutuhkan oleh para anggota sebagai alat untuk mencapai tujuan.

II.C Syarat Pembentukan Kelompok
            Kumpulan individu-individu yang mempunyai hubungan tertentu yang membuat mereka saling bergantung satu sama lain dalam ukuran-ukuran yang bermakna atau dengan kata lain memiliki hubungan tertentu yang bermakna. Sekumpulan individu dikatakan sebagai kelompok apabila memiliki syarat - syarat sebagai berikut :
  1. Keanggotaan yang jelas, teridentifikasi melalui nama atau identitas lainya.
  2. Adanya kesadaran kelompok sebagai anggota, (memiliki kesatuan persepsi).
  3. Suatu perasaan mengenai adanya kesamaan tujuan atau sasaran.
  4. Saling ketergantungan dalam upaya pemenuhan kebutuhan untuk mencapai tujuan.
  5. Saling interaksi, berkomunikasi untuk bereaksi terhadap anggota lainnya.
  6. Merupakan satu kesatuan organisasi yang tunggal dalam mencapai tujuan kelompok dengan terbentuk struktur kelompok.

      II.C.1 Alasan Mengapa Orang Membentuk Kelompok
Menurut (Gibson dkk, 1989, 205-207, Marvin E.Shaw, 1981, 81-97)
1.   Pemuasan Kebutuhan
Hasrat untuk mendapatkan kepuasan dari terpenuhinya kebutuhan dapat merupakan daya motivasi yang kuat dalam pembentukan kelompok.

Ø  Keamanan
Individu yang berada dalam kelompok bisa mengurangi rasa tidak aman karena sendirian. Individu akan merasa lebih kuat, percaya diri, dan tahan terhadap ancaman.
Ø  Sosial
Keinginan untuk termasuk dalam kelompok dan menjadi anggota kelompok  menunjukkan kebutuhan sosial semua orang.
Ø  Penghargaan
Dalam lingkungan tertentu, suatu kelompok yang bergengsi tinggi karena berbagai macam alasan (missal; keahlian, teknis, kegiatan di luar, dsb).


2.   Kedekatan dan Daya Tarik
Kedekatan adalah jarak fisik antara para karyawan yang melaksanakan pekerjaan , sedangkan daya tarik adalah menunjukkan daya tarik orang yang satu dengan lainnya karena mereka mempunyai kesamaan persepsi,sikap,hasil karya atau motivasi.
3.   Tujuan Kelompok
Untuk mencapai tujuan kelompok dan menyelesaikan tugas dibutuhkan lebih dari satu atau dua orang. Ada kebutuhan mengumpulkan bakat, pengetahuan, atau kekuasaan untuk menyelesaikan pekerjaan.
4.   Alasan Ekonomi
Motif ekonomis menyebabkan terbentuknya kelompok, karena mereka menganggap akan memperoleh keuntungan ekonomis yang lebih besar dari pekerjaan mereka, jika mereka membentuk kelompok.

II.D Sumber Kelompok
            Tingkat prestasi potensial sebuah kelompok sebagian besar tergantung pada sumber daya yang dibawa anggota – anggotanya secara pribadi kedalam kelompok.
Ø  Kemampuan
Menetapkan parameter bagi apa yang dapat dilakukan anggota dan bagaimana efektifnya mereka akan dalam sebuah kelompok.
Ø  Ciri – Ciri Kepribadian
Besarnya pengaruh setiap satu ciri adalah kecil, tetapi menggabungkan cirri – cirri kepribadian, akibatnya bagi para pelaku kelompok sangat berarti.

II.E Perbedaan Kelompok dan Tim
Stephen P. Robbins melakukan pembedaan antara Kelompok Kerja dengan Tim Kerja berdasarkan 4 variabel yaitu: Sasaran, Sinergi, Akuntabilitas, dan Keahlian.
1.   Sasaran
a.  Kelompok   : Berbagi informasi, saling membantu membuat  keputusan kinerja masing-masing.
b.   Tim             : Kebutuhan kerja kolektif, saling membantu demi usaha bersama.
2.   Sinergi
a.    Kelompok   : Netral (kadang negatif)
b.   Tim             : Positif melaui usaha yang terkoordinasi.
3.   Akuntabilitas
a.    Kelompok   : Individu tidak saling melengkapi.
b.   Tim             : Individual dan saling melengkapi.
4.   Keahlian
a.    Kelompok   : Acak dan jarang
b.   Tim             : Saling mengganti

            Kelompok dan tim bukan merupakan hal yang sama persis, ada perbedaan antara kelompok kerja dengan tim kerja. Kelompok kerja berinteraksi untuk berbagi informasi dan saling membantu membuat keputusan kinerja masing-masing bukan dalam rangka kebutuhan kinerja kolektif dalam usaha bersama, juga tidak ada sinergi positif kecuali semata-mata merupakan sajian akhir dari kontribusi individu dari anggota kelompok tersebut.
            Tim kerja menghasilkan sinergi positif melalui usaha yang terkoordinasi. Usaha individu memberikan tingkat kinerja lebih besar daripada jumlah individu tersebut. Tim dibentuk manajemen untuk mencari sinergi positif yang membuat mereka meningkatkan kerja. Penggunaan tim yang ektensif menciptakan potensi bagi organisasi untuk menghasilkan output yang lebih besar tanpa peningkatan dalam input.
Contoh perbedaan kelompok dan tim, sebagai berikut:

KELOMPOK
TIM
·      Anggota beranggapan pengelompokan hanya sekedar administrasi.

·      Pendekatan hanya sebagai tenaga bayaran.
·      Mengerjakan tugas bagian masing-masing masih harus diperintah.


·      Dalam penyampaian saran harus berhati-hati, karena dapat dianggap sebagai upaya untuk memecah belah.
·      Dalam penerapan hasil kerja sangat dibatasi oleh pemimpin.
·      Anggota tidak berperan aktif terhadap pengambilan keputusan.
·      Anggota menyadari ketergantungan satu sama lain,dan tidak mencari keuntungan pribadi.
·      Adanya komitmen terhadap sasaran yang akan dicapai.
·      Rasa peka, atau sadar diri terhadap tugas masing-masing, yang dapat dikontribusikan untuk keberhasilan.
·      Bekerja dalam suasana saling percaya, saran dapat diterima dengan terbuka.

·     Penerapan hasil kerja sangat didukung oleh tim.
·     Anggota berpartisipasi dalam pengambilan keputusan.






BAB III
PENUTUP

III. Kesimpulan
            Kelompok (group) menurut Robbins (1996) mendefinisikan kelompok sebagai dua individu atau lebih, yang berinteraksi dan salin bergantung, yang saling bergabung untuk mencapai sasaran-sasaran tertentu. Sementara menurut Gibson, memandang berdasarkan  4 kelompok perspektif, yaitu:(1). Dari sisi persepsi, yang mengutamakan interaksi. (2). Dari sisi organisasi, yang menganggap kelompok adalah sistem organisasi. (3). Dari sisi motivasi, setiap individu wajib menghargai satu sama lain. (4). Dari sisi interaksi, penekanan pada interaksi personal yaitu komunikasi dengan cara tatp muka. Melalui  beberapa pandangan tersebut, Gibson menyimpulkan bahwa yang disebut kelompok itu adalah kumpulan individu dimana perilaku dan atau kinerja satu anggota dipengaruhi oleh perilaku dan atau prestasi anggota yang lainnya.
Pembentukan kelompok dalam sebuah organisasi baik sengaja ataupun tidak sengaja, diperlukan bagi organisasi. Kelompok yang sengaja dibentuk oleh organisasi contonya adalah kelompok formal. Kelompok formal terbentuk karena adanya struktur organisasi. Organisasi mempunyai persyaratan teknis yang timbul dari tujuannya, pencapaian tujuan tersebut memerlukan tugas-tugas yang harus dilaksanakan. Akibatnya pembentukan anggota kelompok didasarkan posisi mereka dalam organisasi. Sedangkan pembentukan kelompok secara tidak sengaja adalah kelompok informal. Di dalam organisasi kelompok informal muncul melalui interaksi para anggota organisasi. Perkembangan kelompok ini berhubungan dengan norma perilaku mereka sendiri. Tipe-tipe kelompok formal adalah (1). Kelompok Komando (commando group); (2). Kelompok Tugas (task group). Tidak hanya kelompok formal yang memiliki tipe kelompok, kelompok informal juga terdiri dari: (1). Kelompok kepentingan (interest group); (2) kelompok persahabatan (friendship group).
Fungsi kelompok dibagi menjadi dua yaitu, fungsi organisasi formal dan fungsi kebutuhan individual. Fungsi kelompok formal sebagai sarana untuk mengerjakan tugas-tugas. Fungsi kelompok individual yang didasarkan bahwa setiap individu memiliki beraneka macam kebutuhan, dan kelompok dapat memenuhi kebutuhan sosial bermasyarakat. Cirri-ciri utama yang ada pada kelompok, yaitu: (1)Terdapat dorongan (motif); (2). Terdapat timbal balik terhadap interaksi; (3). Pembentukan dan penegasan struktur organisasi; (4). Terjadinya penegasan terhadap norma-norma berperilaku sebgai pedoman.
Beberapa individu yang berkumpul, bisa dikatakan sebagai kelompok bila memiliki syarat-syarat terbentuknya kelompok. Syarat-syaratt ini antara lain: keanggotaan yang jelas, sadar sebagai anggota kelompok, memiliki satu kesaamaan tujuan, saling ketergantungan antar anggota lainnya, terjadinya interaksi dalam kelompok, kelompok yang muncul berada dalam satu kesatuan tunggal organisasi. Adapun alasan mengapa individu membentuk suatu kelompok, yaitu untuk memenuhi kebutuhan sosial. Kebutuhan sosial ini antara lain: keamanan, sosial, penghargaan. Kelompok belum tentu merupakan tim, namun tim pasti merupakan suatu kelompok. Robbins membedakan 4 variabel perbedaan antara kelompok dan tim, dilihat dari sisi pandang sudut pekerjaan, yaitu: 1. Sasaran; 2. Sinergi; 3. Akuntabilitas; 4. Keahlian.





DAFTAR PUSTAKA

Sigit, Soehardi. 2003. Perilaku Organisasional. BPFE UST: Yogyakarta.
Gibson, Ivancevich, Donnelly. 1997. Organisasi: Perilaku, Struktur, Proses Jilid 1 dan 2. Binarupa Aksara: Jakarta.
Amirullah, dkk. 2000. Perilaku Organisasi. Bayumedia: Malang.
Seta Basri. 2011. Kelompok dan Tim dalam Organisasi. (Online),